Pesan Berjalan

MTs. Nurul Qur'an Pagutan Maju terus dan Berkembang. Kebiasaan adalah watak yang kedua..... Kuasai pikiranmu, kamu akan dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dengan pikiran tersebut... Anda dapat mengubah siapa Anda, dengan mengubah apa yang masuk dalam pikiran Anda.... Jauh di dalam diri manusia, berdiamlah kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang akan mempesona yang tidak pernah diimpikan, Kekuatan yang akan merevolusi kehidupannya jika dibangkitkan dan diwujudkan dalam tindakan....

Selasa, 22 Mei 2012

Gus Dur Punya Dua Pintu Surga

Fenomena masyarakat yang berbondong-bondong bertakziah saat wafatnya Gus Dur hingga semaraknya orang berziarah ke makamnya, tidak hanya mengherankan para pengamat sosial dan politik, tetapi juga  menghebohkan kalangan ulama khawas (ulama khos) sehingga hal itu menjadi pembicaraan serius di kalangan mereka.

Suatu ketika ada seorang ulama khawas yang menyampaikan hal itu kepada KH Hasyim Muzadi, tentang karamah Gus Dur itu. Walaupun Hasyim Muzadi telah menemani Gus Dur lebih dari 20 tahun yang lalu, sejak tahun 1979 saat Muktamar NU di Semarang, ikhwal kealian Gus Dur itu baru diuangkapkan saat ini.

Menurut aulliya tersebut, bahwa surga itu memiliki berbagai macam pintu, antara lain pintunya orang alim, pintu orang sabar, pintu para syuhada, pintu para muttaqin dan lain sebagainya. Selain itu ada pula pintu orang yang memiliki itikad dan niat baik tetapi walaupun selalu disalahpami orang  dan dicaci-maki orang, namun tetap dijalankan dengan segala risiko.

Gus Dur memiliki keunggulan itu. Pertama ia merupakan orang sabar dalam proses pembinaan masyarakat, sehingga seolah Gus Dur menjadi orang yang cuek terhadap kritik orang  dan kedua juga tidak mundur ketika dicacimaki karena gagasannya yang dianggap kontroversial. Singkatnya, menurut wali tersebut, Gus Dur dua pintu surga, yakni pintunya orang yang sabar dan pintunya seorang ‘pionir’ yang sering disalahpahami orang. Maka tidak aneh kalau masyarakat mengerubungi Gus Dur saat meninggal melebihi ulama mana pun saat ini.

Sebagai orang memiliki kegigihan dan ketulusan dalam hidupnya Gus Dur memang layak mendapatkan dua pintu surga itu. “Sementara kita mendapat jendelanya surga saja belum tentu,” celetuk Hasyim Muzadi kepada ulama khowas tadi. Karena itu semangat juang dan pengabdian Gus Dur itu yang perlu kita teladani, sehingga hidupnya menjadi payung siapapun, bermanfaat pada siapapun.


Abdul Mun’im DZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar