Pesan Berjalan

MTs. Nurul Qur'an Pagutan Maju terus dan Berkembang. Kebiasaan adalah watak yang kedua..... Kuasai pikiranmu, kamu akan dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dengan pikiran tersebut... Anda dapat mengubah siapa Anda, dengan mengubah apa yang masuk dalam pikiran Anda.... Jauh di dalam diri manusia, berdiamlah kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang akan mempesona yang tidak pernah diimpikan, Kekuatan yang akan merevolusi kehidupannya jika dibangkitkan dan diwujudkan dalam tindakan....

Minggu, 10 Februari 2013

PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NAHDLATUL ULAMA



Bismillahirrahmanirrahim


PENDAHULUAN
  1. a)    Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang bermartabat dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana pri-kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
  2. b)    Dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia, sehingga dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut, system pendidikan nasional harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.
  3. c)    Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) mempunyai taggungjawab dan mengemban tugas mulia untuk mengembangkan pendidikan Islam yang berhaluan

BELAJAR SAMPAI KE NEGERI CINA

"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan (potensi) dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,………" (UU No. 20/2003 tentang SPN).
Tidak sedikit masyarakat dunia saat ini perhatiannya terpusat ke kota London. Tempat diselenggarakannya Olimpiade 2012 yang dimulai pada tanggal 27 Juli-12 Agustus 2012. Disamping sebagai ajang pebuktian ketangkasan, even ini juga dianggap menjadi pembuktian keberhasilan pembinaan – pendidikan – yang dilakukan oleh masing-masing negara peserta. Jika dianalogikan, olimpiade ini diumpamakan sebagai 'UN-nya' negara. Kualitas pendidikan yang dijalankan di masing-masing negara diuji dengan berbagai perlombaan. Dan pada akhirnya, melalui perolehan medali akan diketahui, negara mana yang paling efektif dan efisien dalam megolah dan mengembangkan potensi warga negaranya. Setiap bangsa berharap negaranya mampu mengukir prestasi gemilang yang membanggakan. Begitupula dengan kita, bangsa Indonesia. Olimpiade London 2012 kali ini juga sebagai ajang pembuktian. Sejauh mana pemerintah kita ‘tangkas’ menangkap dan mengolah potensi warga negara yang berjumlah + 235 juta jiwa ini menjadi individu berkualitas. Melalui system pendidikan nasional diharapkan pemerintah mampu secara efektif dan efisien mengolah dan mengembangkan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia. Sejauh ini, laporan london2012.com (30/07/2012) merilis, Cina mendominasi perolehan medali, dengan total 9 medali (6 emas, 1 perak, 2 perunggu). Perkembangan ini memantapkan mereka

5 REKOMENDASI RAKERNAS PP LP MA'ARIF NU

maarif-online - Pada hari ketiga, tepat pukul 11.30 WIB Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Ma'arif Ulama (LP Ma'arif NU) diakhiri dengan pembacaan hasil Rakernas oleh Wakil Ketua PP LP Ma'arif NU Dr. Hj. Sri Mulyati, pada hari Rabu (23/1) di Syahida Inn. Dalam kesempatan itu Dr. Hj. Sri Mulyati membacakan satu persatu konsideran masing-masing komisi yang terdiri dari komisi pedoman kerja lembaga, peraturan penyelenggaraan pendidikan, pedoman pengelolaan aset, dan terakhir rekomendasi.
Berikut ini poin rekomendasi yang disepakati dalam Rakernas 2013 Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama:
1) Pemerintah perlu mengeluarkan Peraturan dan kebijakan lain yang memungkinkan terciptanya perlakuan yang adil terhadap semua lembaga pendidikan dan kalangan masyarakat untuk memperoleh akses pendidikan.
2) Mengenai Pengelolaan Pemerintah Daearah:
a) Rekomendasi Internal: Mendorong PP LP Ma'arif NU agar melakukan kajian dan melakukan uji materi terhadap UU Otonomi Daerah dan peraturan lain yang tidak berpihak kepada Madrasah;

WAHABI GUNAKAN ISTILAH SALAFI UNTUK MENGELABUHI

Jombang, NU Online
Kalangan penganut ajaran gerakan Wahabi di Indonesia dan di dunia lebih senang menyebut dirinya sebagai penganut ajaran gerakan Salafi. Padahal dua istilah ini sangat berbeda satu dengan yang lain.

Gerakan Wahabi dinisbatkan kepada ajaran Syech Muhammad Bin Abdul Wahab, sedangkan ajaran Salafi merujuk kepada ajaran yang dikembangkan Imam Ahmad Bin Hambal, salah satu Imam Madzhab yang diikuti oleh pengikut ajaran Ahlissunnah Wal Jamaah. Pengikut ajaran yang terakhir ini sering disebut sebagai Salafiyun.

Penggunaan sebutan Salafi yang digunakan oleh pengikut Wahabi, bukanlah sesuatu yang tidak disengaja. Tetapi digunakan untuk mengelabuhi, agar seolah-olah mereka menjadi bagian dari ajaran Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) sehingga mereka bisa masuk dengan mudah ke dalam kantong-kantong pengikut ajaran Aswaja yang menjadi mayoritas di dunia, khususnya di Indonesia.

DAURAH AWAJA: DAKWAH KITA MASIH KONVENSIONAL

Mojokerto, NU Online
Mengapa banyak mahasiswa terpukau dengan dakwah aktifis kampus fundamentalis? Sudah saatnya dilakukan perubahan agar kemasan dakwah di kampus bisa lebih menarik. 

KH Muhyiddin Abdusshomad, Rais Syuriyah PCNU Jember itu menyampaikan keprihatinannya pada acara Daurah Kader Aswaja yang diselenggarakan Aswaja Center PCNU Mojokerto, Ahad (10/2).

Kiai Muhyidin mengkritisi kemasan dakwah yang dilakukan kalangan Islam tradisionalis yang cenderung monoton atau konvensional dan kurang menarik. “Bagaimana kita mampu mengajak orang lain agar tertarik dan simpatik dengan ajakan kita kalau tidak ada perubahan dari sisi penampilan dan isi dakwah,” katanya.

Sekedar memberikan ilustrasi, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Jember ini mencoba membandingkan toko tradisional dengan mini market yang kini tengah menjamur di masyarakat. “Mengapa masyarakat lebih senang belanja di super market terkenal dan malas untuk membeli barang di toko sebelah rumah?” katanya balik bertanya kepada peserta.

“Kalau kita tanyakan, ternyata bukan karena faktor harga,” lanjutnya. Malah bisa jadi, antara harga barang di toko sebelah yang dikelola ala kadarnya dengan