Pesan Berjalan

MTs. Nurul Qur'an Pagutan Maju terus dan Berkembang. Kebiasaan adalah watak yang kedua..... Kuasai pikiranmu, kamu akan dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dengan pikiran tersebut... Anda dapat mengubah siapa Anda, dengan mengubah apa yang masuk dalam pikiran Anda.... Jauh di dalam diri manusia, berdiamlah kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang akan mempesona yang tidak pernah diimpikan, Kekuatan yang akan merevolusi kehidupannya jika dibangkitkan dan diwujudkan dalam tindakan....

Minggu, 10 Februari 2013

DAURAH AWAJA: DAKWAH KITA MASIH KONVENSIONAL

Mojokerto, NU Online
Mengapa banyak mahasiswa terpukau dengan dakwah aktifis kampus fundamentalis? Sudah saatnya dilakukan perubahan agar kemasan dakwah di kampus bisa lebih menarik. 

KH Muhyiddin Abdusshomad, Rais Syuriyah PCNU Jember itu menyampaikan keprihatinannya pada acara Daurah Kader Aswaja yang diselenggarakan Aswaja Center PCNU Mojokerto, Ahad (10/2).

Kiai Muhyidin mengkritisi kemasan dakwah yang dilakukan kalangan Islam tradisionalis yang cenderung monoton atau konvensional dan kurang menarik. “Bagaimana kita mampu mengajak orang lain agar tertarik dan simpatik dengan ajakan kita kalau tidak ada perubahan dari sisi penampilan dan isi dakwah,” katanya.

Sekedar memberikan ilustrasi, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Jember ini mencoba membandingkan toko tradisional dengan mini market yang kini tengah menjamur di masyarakat. “Mengapa masyarakat lebih senang belanja di super market terkenal dan malas untuk membeli barang di toko sebelah rumah?” katanya balik bertanya kepada peserta.

“Kalau kita tanyakan, ternyata bukan karena faktor harga,” lanjutnya. Malah bisa jadi, antara harga barang di toko sebelah yang dikelola ala kadarnya dengan

toko swalayan akan jauh lebih murah. “Tapi mengapa justru mereka memilih swalayan dan toko bonafid?” sergahnya. “Tidak lain karena kemasan dan pelayanan,” tandasnya.


Dalam berdakwah, banyak kemasan baru yang ditampilkan oleh Islam garis keras. Seperti dengan mengganti slogan “kembali ke al-Qur’an dan hadits” yang terkesan bombastis. “Itu hanya kemasan saja, sedangkan isinya sama dengan Islam jaman para pendahulu,” terangnya.

Karena itu, hal mendesak yang harus dilakukan adalah dengan mengubah format dan kemasan dakwah agar lebih menarik dan digemari masyarakat. “Termasuk  dakwah di kampus-kampus non agama,” katanya. 

Kelemahan dalam hal menejemen dakwah, kemasan serta strategi secara keseluruhan juga harus segera diperbaiki. “Tanpa itu, dakwah kita akan terus tertinggal dan perlahan namun pasti ditinggalkan umat,” katanya dengan mimik serius.

Aswaja Center PCNU Kabupaten Mojokerto menyelenggarakan kegiatan Daurah Kader Aswaja di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Pacet Mojokerto (9-10/2). Kegiatan mengambil tema, “Kita Perkuat Benteng Ahlussunnah Wal Jamaah dari Serangan Radikal, Liberal dan Fundamental.” 



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaifullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar