Mojokerto, NU Online
Mengapa banyak mahasiswa terpukau dengan dakwah aktifis kampus fundamentalis? Sudah saatnya dilakukan perubahan agar kemasan dakwah di kampus bisa lebih menarik.
KH Muhyiddin Abdusshomad, Rais Syuriyah PCNU Jember itu menyampaikan keprihatinannya pada acara Daurah Kader Aswaja yang diselenggarakan Aswaja Center PCNU Mojokerto, Ahad (10/2).
Kiai Muhyidin mengkritisi kemasan dakwah yang dilakukan kalangan Islam tradisionalis yang cenderung monoton atau konvensional dan kurang menarik. “Bagaimana kita mampu mengajak orang lain agar tertarik dan simpatik dengan ajakan kita kalau tidak ada perubahan dari sisi penampilan dan isi dakwah,” katanya.
Sekedar memberikan ilustrasi, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Jember ini mencoba membandingkan toko tradisional dengan mini market yang kini tengah menjamur di masyarakat. “Mengapa masyarakat lebih senang belanja di super market terkenal dan malas untuk membeli barang di toko sebelah rumah?” katanya balik bertanya kepada peserta.
“Kalau kita tanyakan, ternyata bukan karena faktor harga,” lanjutnya. Malah bisa jadi, antara harga barang di toko sebelah yang dikelola ala kadarnya dengan
toko swalayan akan jauh lebih murah. “Tapi mengapa justru mereka memilih swalayan dan toko bonafid?” sergahnya. “Tidak lain karena kemasan dan pelayanan,” tandasnya.
Dalam berdakwah, banyak kemasan baru yang ditampilkan oleh Islam garis keras. Seperti dengan mengganti slogan “kembali ke al-Qur’an dan hadits” yang terkesan bombastis. “Itu hanya kemasan saja, sedangkan isinya sama dengan Islam jaman para pendahulu,” terangnya.
Karena itu, hal mendesak yang harus dilakukan adalah dengan mengubah format dan kemasan dakwah agar lebih menarik dan digemari masyarakat. “Termasuk dakwah di kampus-kampus non agama,” katanya.
Kelemahan dalam hal menejemen dakwah, kemasan serta strategi secara keseluruhan juga harus segera diperbaiki. “Tanpa itu, dakwah kita akan terus tertinggal dan perlahan namun pasti ditinggalkan umat,” katanya dengan mimik serius.
Aswaja Center PCNU Kabupaten Mojokerto menyelenggarakan kegiatan Daurah Kader Aswaja di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Pacet Mojokerto (9-10/2). Kegiatan mengambil tema, “Kita Perkuat Benteng Ahlussunnah Wal Jamaah dari Serangan Radikal, Liberal dan Fundamental.”
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaifullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar